Tampilkan postingan dengan label Fajar. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Fajar. Tampilkan semua postingan

Rabu, Januari 23, 2019

Urgensitas Pengorbanan Dalam Islam

                                                                  Sumber: Google.com

    Pengorbanan diartikan secara bahasa adalah sebuah proses seseorang mengabdikan diri kepada sesuatu. Islam mengajarkan kepada umatnya untuk senantiasa menegakkan perkara baik dan meninggalkan sesuatu yang buruk. Di antara perkara-perkara baik itu adalah memberikan pengorbanan kepada orang lain untuk sesuatu yang baik dan benar menurut Islam. Sebagaimana firman Allah SWT :

(وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى) (المائدة: 2)
Artinya : "Tolong-menolonglah kalian dalam mengerjakan kebaikan dan ketakwaan."

      Berangkat dari Ayat tersebut, umat Islam diperintahkan untuk senantiasa menegakkan sikap gotong-royong di dalam setiap perkara yang baik serta kepada sesuatu yang bisa mendekatkan diri kepada Allah SWT.
       
     Sebuah pengorbanan tidak diartikan sebagai sesuatu hanya berupa materiil saja, melainkan dimaknai sebagai sesuatu yang sangat luar biasa dan mencakup di dalamnya berupa materiil, moril, hal-hal bersifat dedikatif bahkan berkorban untuk orang lain meskipun hatinya merasa tersakiti. Seorang muslim sejati mengartikan bahwa sikap berkorban untuk orang lain kepada sesuatu yang baik adalah sebuah ladang amal kebaikan yang akan bisa dirasakan hasilnya ketika hari akhir tiba.

     Berkaitan erat dengan momentum hari raya Idul Adha dan sejarah mencatat bahwa terdapat sebuah pengorbanan besar pada peristiwa tersebut, yang mana kita diajarkan untuk belajar mengikhlaskan dan mengorbankan sesuatu yang diperintahkan oleh Allah SWT meskipun itu berat untuk dilakukan. contohnya yaitu ketika Allah SWT memerintahkan kepada Nabi Ibrahim AS untuk memenggal leher anaknya, Nabi Ismail AS. Secara tabiat, tidak pernah ada seorang Ayah ingin menyakiti anaknya sendiri, apalagi sampai membunuhnya.

    Peristiwa Nabi Ibrahim AS yang diperintahkan oleh Allah SWT untuk memenggal leher anaknya adalah sebuah pelajaran penting dan berharga untuk kita pahami bahwa segala sesuatu yang terjadi sudah menjadi ketetapan Allah SWT dan kita harus selalu berusaha mengikhlaskan serta merelakan sesuatu yang kita cintai, yang kita senangi dan yang kita miliki semata-mata untuk Allah SWT. 

      Akan tetapi, ketika Nabi Ibrahim ingin memenggal leher Nabi Ismail, Allah SWT menggantikan leher Nabi Ismail dengan leher seekor domba. Yang mana, hal tersebut tidak pernah terpikirkan bahwa akan terjadi seperti itu. Namun, percayalah! Bahwa ketetapan Allah itu ada dan selalu bersikap adil terhadap umatnya. Allah yang pasti lebih tahu daripada umatnya, maka lakukan yang terbaik di dalam hidupmu dan jangan lupa untuk senantiasa melatunkan kalimat syukur kepada Allah SWT.

      Peristiwa di atas adalah sebuah pengorbanan seorang ayah yang merelakan anaknya untuk Allah SWT. Pengorbanan itu beragam dan sangat banyak sekali bahkan ketika menjadi seorang pelajar pun kita tertuntut untuk selalu belajar mengorbankan sesuatu untuk masa depan yang lebih cerah.

     Seorang pelajar yang merantau jauh dari kampung halaman dan meninggalkan keluarga tercinta itu juga merupakan hasil pengorbanan yang dilakukan semata-mata untuk hari yang lebih baik sehingga ia bisa memberikan manfaat untuk masyarakat nanti. Penuntut ilmu sangat berkaitan dengan kedisiplinan dalam mengatur waktu, seakan-akan ia dikejar oleh waktu yang ia miliki. Sebagaimana Hadits Nabi SAW yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas, Nabi SAW bersabda:

 (نعمتان مغبون فيهما كثير من الناس: الصحة والفراغ) (2)
Artinya : “dua kenikmatan yang sering terlupakan oleh kebanyakan manusia adalah nikmat sehat dan waktu luang.”

     Jika penuntut ilmu tidak disiplin dalam mengatur waktunya untuk melakukan kewajiban-kewajiban sebagai seorang pelajar, maka suatu ketika ia akan menyesali sesuatu yang sudah ditinggalkan, kewajiban-kewajiban yang terlupakan dan kemudian bertanya kepada diri sendiri; “kenapa tidak sejak dahulu saja, ketika menjadi pelajar saya memaksimalkan waktu untuk belajar?".

   Sebuah pernyataan penyesalan seorang pelajar yang tidak memanfaatkan waktunya ketika masih menjadi seorang pelajar. Bersikap disiplin dalam mengatur waktu sangat diprioritaskan, terutama bagi seorang pelajar. Bersikap dewasa dalam mengutamakan sesuatu yang lebih penting daripada sesuatu yang hanya bersifat penting, bersikap idealis dalam menentukkan arah tujuan, bersikap realis dalam melakukan suatu kebutuhan. Semua ini juga merupakan hasil sebuah pengorbanan yang dilakukan oleh seorang pelajar.
     
     Setiap tingkatan seseorang memiliki nilai pengorbanan yang berbeda satu dengan yang lain. Misalnya saja; seorang suami atau istri (bagi yang sudah), seorang kepala rumah tangga memiliki kewajiban untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, mencari nafkah untuk istri dan anak-anaknya bahkan sampai rela tidak tidur sehari semalam, bersabar mendidik anaknya yang terkadang sulit untuk dinasihati dan juga harus menjaga kestabilan kondisi rumah tangganya. Sebagaimana firman Allah SWT :

وَآتُوا النِّسَاءَ صَدُقَاتِهِنَّ نِحْلَةً فَإِنْ طِبْنَ لَكُمْ عَنْ شَيْءٍ مِنْهُ نَفْسًا فَكُلُوهُ هَنِيئًا مَرِيئًا (النساء: 4)
Artinya : “Dan berikanlah maskawain (mahar) kepada perempuan (yang kamu nikahi) sebagai pemberian yang penuh kerelaan. Kemudian, jika mereka menyerahkan kepada kamu sebagian dari (maskawin) itu dengan senang hati, maka terimalah dan nikmatilah pemberian itu dengan senang hati."

   Pada dasarnya, seorang laki-laki yang baik adalah ia senantiasa mengorbankan dirinya untuk perempuan. Berkorban yang bersifat materiil, moril bahkan sampai kepada perasaan hati. Rasanya harus dipahami dengan baik bagi setiap laki-laki bahwa perempuan diciptakan sebagai makhluk yang lemah, tidak berdaya, selalu membutuhkan sandaran ketika kesedihan melanda.
            
    Ini adalah sebuah contoh pengorbanan yang dilakukan seorang suami untuk kebaikan keluarganya dan meraih keridhoan Allah SWT karena sudah menjalankan kewajiban bagi seorang suami yang telah diperintahkan oleh Islam.

  Keberadaan Islam adalah sebagai penerang kehidupan manusia. Islam adalah sebuah agama yang mengajarkan kebaikan, menegakkan persatuan, berlaku adil atas segala sesuatu, memerintahkan sikap tolong-menolong antar sesama umat Islam dan seluruh umat manusia pada umumnya. Firman Allah SWT :

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ (الأنبياء :107)
Artinya : “Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam."

   Islam menebarkan kebaikan tidak hanya kepada umat manusia saja, melainkan Islam datang sebagai rahmat untuk seluruh makhluk hidup yang ada. Islam datang menjaga kestabilan kondisi masyarakat di dalam kemajemukannya. Islam datang membawa risalah besar untuk umat manusia agar selamat hidup dunia dan akhirat, -semoga kita bisa selalu berkumpul dengan orang-orang baik-.

   Urgensitas pengorbanan menjadi sesuatu yang bernilai dan dapat dirasakan hasilnya oleh setiap muslim, ketika ia memahami hakikat risalah kebaikan yang dibawa oleh Islam untuk umat manusia pada umumnya dan juga mengerti bahwa setiap makhluk hidup itu pasti membutuhkan kepada yang lain, maka segerakanlah dekati orang di sekitarmu yang sedang membutuhkan bantuanmu, lakukan dengan ikhlas sepenuh hati meskipun itu sesuatu yang sepele.




Biodata Penulis
Nama: Muhammad Arrafii
Sekolah : Universitas Al-Azhar Mesir Tingkat III

Minggu, November 04, 2018

Kajian Ushul Fiqih ala BSC Resmi Ditutup




Kajian Ushul Fiqih yang rutin diselenggarakan  oleh Departemen Keilmuan KPJ Mesir kini telah memasuki babak akhir. Kajian tersebut resmi ditutup pada hari Jumat (01/11) di Wisma KPJ. Penutupan kajian ini meliputi pesan dan kesan dari kedua pembimbing kajian (ust Asroruddin dan Ust  Manarul, Lc), apresiasi kepada peserta kajian terbaik dan peserta kajian terfavorit.

Abangda Yudha Prawira (Gubernur KPJ Mesir) dalam sambutannya turut mengapresiasi para pembimbing dan para peserta atas bimbingan dan partisipasinya dalam mensukseskan kajian, juga kepada Departemen Keilmuan  yang sukses mengaktifkan kembali kajian ala BSC (Batavia Study Club) hingga berhasil mengkhatamkan satu buah kitab, yaitu kitab Ushul Fiqih karangan Dr. Abdul Wahab Khallaf.

Kevin Damara (Koor. Keilmuan KPJ) turut berbahagia atas konsistensi perjalanan kajian Ushul Fiqih ala BSC ini. Beliau mengutip sabda Rasul SAW yang berbunyi: “Istiqomah itu lebih baik dari 1000 karomah.”. Beliau juga menyatakan bahwa adanya khataman kitab ini bukan sebagai akhir dari pembelajaran, namun sebagai awal untuk terus menyerap pembelajaran dari para guru yang hebat.
Lalu berlanjut pada sesi pesan dan kesan dari kedua pembimbing: Ust. Asrorudin dan Ust. Manarul, Lc.

Ust Manarul, Lc menyampaikan pesan kepada para peserta dan hadirin bahwa BSC adalah tangga untuk menyampaikan peserta untuk menggapai tujuan yang dimaksud; yaitu manisnya ilmu dan berkah. Beliau berharap agar BSC ini senantiasa dikembangkan dan diteruskan dengan berbagai kajian yang dapat menginspirasi warga KPJ dan Masisir. Beliau juga berharap agar berbagai maklumat yang didapat dari kajian ala BSC dapat disampaikan kepada orang lain yang ada di sekitarnya.

Ust. Asrorudin menuturkan beberapa pesan dan kesan sebagai pembimbing dalam kajian ini. Beliau juga bercerita tentang pengalamannya dalam mengurusi  BSC pada priode 2015-2016 yang dikepalai oleh Abangda Alhusain Farid. Pada saat itu, sempat diadakan kajian berbasis makalah yang dibimbing oleh Abangda Bachtiar tetang Ulumul Quran, hingga berganti dengan kajian kitab tentang Taysir Musthalah Hadits. Pada kepengurusan 2018-2019 yang dikepalai oleh Abangda Yudha Prawira, system kajian yang digunakan adalah pembahasan kitab. Beliau juga menceritakan pengalamannya dalam membimbing kajian Ushul Fiqih ala BSC ini. Menurutnya, kajian ini pada awalnya dihadiri oleh 20 orang, kemudian berubah hingga 14 orang, bahkan kajian tersebut sempat dihadiri oleh 5 orang dalam beberapa pertemuan terakhir. Menurutnya, penyusutan jumlah peserta pada kajian ini disebabkan adanya seleksi alam. Yang selalu konsisten mengikuti kajian hingga beberapa pertemuan sebelum khataman kitab ini adalah yang selalu mengikuti pembelajaran yang terbungkus dalam kajian berdasarkan keinginan yang kuat dalam diri sendiri.

Adapun peserta dalam kajian ini adalah mayoritas mahasiswa Indonesia, dan sebagian mahasiswa Thailand.

Peserta terbaik dalam kajian Ushul Fiqih ala BSC dinilai berdasarkan persentasi kehadiran dan keaktifan dalam mengikuti kajian dari awal hingga akhir. Mereka adalah: Faisal Fikri, Afifah Thohiroh,, Balqis Nurul Ilma. Peserta terfavorit dalam kajian ini dinilai berdasarkan kehadiran dan keaktifan dalam mengikuti kajian. Namun peserta terfavorit adalah peserta yang senantiasa hadir dan aktif dalam beberapa pertemuan terhitung dari awal hingga akhir, dan dia meraih predikat “Peserta Terbaik” selama dua kali dalam beberapa pertemuan tersebut. Dia adalah: Lutfiah Rusdah.

Kamis, Juni 28, 2012

Hot News; Menatap Masa Depan Bumi Para Nabi

Menatap Masa Depan Bumi Para Nabi (Refleksi 1 tahun Revolusi Mesir)
 
                
 Mesir merupakan salah satu wilayah paling penting di dunia. Pernyataan ini bukan merupakan kata-kata asal bicara, namun didukung oleh data dan fakta yang tertulis jelas di atas kanvas sejarah. Allah SWT sendiri mendukung pernyataan ini. Dukungan itu tampak dengan menyebutkan kata “Mesir” bukan hanya satu atau dua kali saja, tapi sebanyak delapan kali di dalam al-Qur’an al-Karim. Di 5 tempat disebutkan secara langsung, dan di 3 tempat disebutkan secara tidak langsung.
                
 Banyak sejarawan muslim yang percaya bahwa Mesir merupakan tempat diturunkannya Nabi Idris. Nabi yang diyakini banyak sejarawan telah mempengaruhi kemunculan peradaban yang maju di  dua sisi sungai nil yang sekarang dikenal dengan Negeri Mesir. Nabi Idrislah yang diyakini telah mengajarkan adanya kehidupan setelah kematian, mengajarkan menjahit, mengajarkan ilmu bintang, mengajarkan tulis menulis, ilmu-ilmu yang diajarkan oleh Nabi Idris inilah yang membuat Masyarakat di Mesir menjadi masyarakat yang sudah melek ilmu sejak ribuan tahun yang lalu. Benih-benih kemajuan yang ditanamkan oleh Sang Nabi masih bisa kita nikmati keindahannya dari bangunan-bangunan fisik yang ada di mesir dan juga dari perkakas-perkakas peninggalan dinasti-dinasti fir’aun yang sekarang tersimpan di berbagai musium di dunia baik di Mesir, di Prancis, Itali, dan beberapa Negara lain. Salah satu dosen saya bahkan mengatakan bahwa salah satu efek dari kehadiran Nabi Idris adalah rasa ketuhanan yang begitu dalam yang menghiasi kehidupan masyarakat Mesir bahkan hingga hari ini.
                 
Mesir harus diakui sangat kaya akan risalah kenabian. Banyak sejarawan meyakini bahwa Nabi Ibrahim pernah singgah di Mesir. Nabi Ibrahim berdakwah dan kemudian dipertemukan dengan Siti Hajar yang pada akhirnya melahirkan Nabi Ismail, Nabi Ismail inilah yang sering disebut oleh para sejarawan sebagai Bapak Bangsa Arab. Dari silsilah ini kita bisa saja mengatakan bahwa Bangsa Mesir sebenarnya adalah Ibu dari Bangsa Arab. Nabi Ibrahim di kemudian mendapatkan anak pula dari istri pertamanya, Siti Sarah yang bernama Ishaq. Nabi Ishaq inilah yang merupakan nenek moyang dari Bangsa Yahudi.
                 
Mesir juga merupakan tempat kediaman Nabi Yusuf. Nabi Musa juga dilahirkan di Mesir. Guru beliau yang diriwayatkan sebagian ulama bernama Nabi Khidir juga tinggal di Mesir Nabi Isa dan Siti Maryam juga diriwayatkan pernah hidup beberapa lama di Mesir. Luqman Hakim yang namanya diabadikan oleh Allah dalam al-Qur’an yang oleh banyak sejarawan dianggap seorang Nabi juga diyakini tinggal di Mesir. Data-data ini membuat Mesir tanpa diragukan lagi menyandang gelar Bumi Para Nabi. Sebuah gelar yang bahkan tidak berhak disandang Mekkah dan Madinah. Karena hanya Bumi Mesirlah yang memiliki rentetan riwayat risalah dan kenabian begitu banyak.

Mesir dengan kandungan sejarahnya yang kental selalu saja mengundang perhatian kita. Setelah proses revolusi yang berlangsung cukup panjang dan menjadi perhatian media massa dari berbagai penjuru dunia, Mesir kini tanpa terasa telah  melewati satu tahun setelah runtuhnya rezim mubarok. Namun situasi belum juga stabil.

Sampai saat ini kita masih mendapati Lapangan Tahrir masih saja dihiasi dengan kemah yang merupakan pemukiman-pemukiman para demonstran. Majlis Militer dianggap tidak mampu mengatur negara. Rakyat tidak henti-hentinya memprotes agar Majlis Militer segera menyerahkan kekuasaannya kepada parlemen yang baru terbentuk. Kita bisa melihat jelas betapa para demonstran menginginkan penyerahan kekuasaan itu, di salah satu spanduk berwarna merah tertulis jelas "Terima kasih atas buruknya pemerintahan kalian wahai Majlis Militer, segera serahkanlah kekuasaan kepada parlemen". 

CNNArabic dalam berita onlinenya menuliskan salah satu pendapat pemuda Mesir bernama Usamah Ali, seorang insinyur komputer yang mengatakan bahwa Mubarok sebenarnya masih berkuasa, semua itu bisa kita lihat dari banyaknya jumlah orang-orang Mubarok atau yang lebih dikenal dengan “fulul” yang masih bercokol di pos-pos kekuasaan. Dia menambahkan,

Seorang pemuda lain bernama Syadzi Ibrahim mengatakan bahwa sampai saat ini dia belum melihat perubahan sama sekali setelah berlalunya satu tahun revolusi. Dia menambahkan bahwa Majlis Militer sampai saat ini masih belum serius menangani kroni-kroni Mubarok, dan sampai sekarang belum ada “qishash” untuk darah para syuhada yang telah tertumpah dalam Revolusi 25 Januari.

Sementara Mirfat Abdul Latif, seorang pegawai kecil mengatakan kepada CNN berbahasa arab, bahwa Thanthawi sama saja dengan Mubarok, tidak ada perbedaan sama sekali, bahkan lebih parah dari Mubarok, dengan membeberkan kejadian-kejadian di depan kantor Majlis Wuzaro’ juga  tragedi Tahrir dan Maspiro yang sangat jelas penuh dengan kezaliman dari pihak militer. Dia juga menambahkan bahwa kemiskinan semakin bertambah, krisis ekonomi semakin parah, khususnya krisis bensin dan tabung gas. Majlis Militer juga dituduh penuh kebohongan, kezaliman, dan memperlakukan warga dengan perlakuan yang tidak manusiawi.

Salah seorang aktivis Baradai for President mengatakan: “Sesungguh kekuasaan yang sekarang berada di tangan Majlis Militer adalah kekuasaan yang diberikan oleh para revolusioner tahrir, dan mereka harus menyerahkan kekuasaan itu secepatnya”. Dia juga menambahkan bahwa pemilihan presiden harus diadakan sebelum penyusunan undang-undang. Dia mengaku tidak percaya andaikata undang-undang yang baru disusun di bawah pemerintahan yang “pembohong” (yang dimaksud adalah Majlis Militer red).

Seorang pengamat ekonomi bernama Muhsin Adil mengatakan bahwa penyerahan kekuasaan dari Majlis Militer kepada Perlemen (Majlis Sya’b) akan menimbulkan ketidak pastian konstitusi. Karena Parlemen akan mendapatkan dua wewenang sekaligus, kekuasaan eksekutif dan legislativ.

Apa pun yang akan terjadi nanti, kita memang harus menyadari, bahwa perubahan menuju keadaan yang lebih baik adalah hal yang diinginkan oleh seluruh Warga Negara Mesir. Namun kita harus sama-sama menyadari bahwa perubahan itu tidak akan berlangsung cepat, tidak semudah membalikkan telapak tangan. Namun semua memerlukan waktu, usaha, dan kesabaran. Dan pada akhirnya, waktu yang akan menjawab semua tuntutan dan harapan.By:Izdiyan

Rabu, Juni 27, 2012

Hikmah

Banyak  orang yang mendambakan posisi sebagai pemenang. Baik bersifat duniawi maupun ukhrowi. Dalam pencapaian akademis maupun ridha dan maghfiroh Allah. Allah memerintahkan kita sebagai ummat -Nya untuk beradu cepat. Semisal yang disebutkan dibeberapa ayat Al Qur'an yang menggunakan kata al musaaro'ah. "wa saari'uu ilaa maghfirotin min Rabbikum.." Allah memakai khithab saari'uu bukan hanya asri'uu. perintah untuk saling beradu cepat yang bukan hanya sekedar cepat.

Ketika adanya poin berisi adu cepat, biasanya kita akan menjadi lebih semangat. Seperti layaknya sebuah perlombaan. Ya, bisa kita sejajarkan pula kata saari'uu dengan saabiquu. Ketika adanya saabiquu, kita akan berusaha menjadi lebih dahulu, lebih awal, menjadi pemenang. Senada pula dengan kata baadiru. Sering kali kita dengar kalimat. "baadiruu bil a'mal..". Jika di Mesir kita mendengar kata baadiruu, bisa kita artikan berlomba-lombalah dalam mengerjakan kebaikan.

Berusaha maksimal dalam segala amal, mengoptimalisasikan usaha, bukan yang sekedarnya. Karena target yang akan kita capai adalah pemenang, sang juara satu, bukan sekedar juara dua atau tiga. Kita sebagai shoohibul musaaro'ah akan berusaha lebih. Di dalam Al Qur'an surah Al Jumu'ah disebutkan, "fas'au ilaa dzikrillah..", berlari, sebagaimana kita ketahui, berlari beda dengan berjalan. Ada nya usaha yang lebih di dalamnya. Ketika di sebutkan sebelum kalimat fas'au di ayat tersebut, terdapat kata "idza..". Di sini Allah mengajarkan kita untuk memprediksi didalam firman-NYA:
"yaa ayyuhalladziina aamanuu idza nuudiya lish-sholaati min yaumil jumu'ati fas'au ilaa dzikrillahi wa dzarul bayii'.. (Q.S Al Jumu'ah: 9)
wahai orang-orang yang beriman! Apabila telah diserukan untuk melaksanakan sholat pada hari Jum'at, maka segeralah kamu mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli.. (Q.S Al Jumu'ah: 9). 

Dalam ayat tersebut, Allah mengingatkan agar kita bermain prediksi. ketika mendengar adzan, bukan lagi berleha-leha. Maka tinggalkan segera pekerjaan yang sedang kita lakukan. Bahkan ada yang mengatakan bahwa prediksi atas dikumandangkannya azan menjadi acuan dalam persiapan melakukan sholat. Dan ketika azan berkumandang, bukan lagi saatnya melakukan persiapan, akan tetapi sudah memasuki masjid dan siap melaksanakan sholat jum'at. Di dalam surah Adz Dzariyat Allah menyinggung pula:                                                                                   
"fafirruu ilallah Inni lakum minhu nadziirun mubiin...
maka segeralah kembali kepada (menanti) Allah. Sungguh, Aku seorang pemberi peringatan yang jelas untukmu (Q.S Adz Dzariyat: 50).
Seorang mufassir mengatakan bahwa ayat tersebut adalah mihwar (poros) dari surat Adz Dzariyat. Allah mengingatkan kembali kepada kita agar bersegera dalam beramal. Mempercepat langkah, beradu dengan sesama kita untuk menggapai segala kebaikan dan ridha Nya.

Jika ada pertanyaan, mengapa sampai harus berlari? apalagi ketika melihat sekitar kita terkadang dan bahkan sering kali berleha. Mengajak kita bersantai tanpa adanya usaha yang lebih dalam pencapaian. Saudaraku, semisal kita bangun tidur di pagi hari. Berleha beranjak dari kasur yang empuk. Kita sudah tertinggal oleh saudara kita yang lain dalam melaksanakan solat  tahajjud. Dan kita masih berleha pula saat mendengarkan adzan, apalagi dalam mengerjakan sholat Qobliyah. padahal kita tau dalam hadits nabi disebutkan”bahwa dua rakaat sebelum subuh itu lebih baik dari dunia dan seluruh isinya”. 

Disaat waktu berjalan cepat, ketika hari menghiraukan kita bahkan tak menyapa kita sekalipun, hanya renungan, ratapan serta angan-angan dalam impian tinggi terdiam dalam lamunan panjang tanpa adanya usaha bahkan do’a, ingatlah bahwasanya penyesal itu terdapat diakhir hayat bukan diawal. Maka camkanlah dalam diri untuk merubah dari itu semua dalam menggapai kesuksesan dan kemenangan.

Hot News; Labirin dalam rumah sendiri

1 februari, 2012,  port said stadium bersimbah  darah dengan laporan melayangnya 74 jiwa  beserta 1.000 orang luka-luka  yang turut menjadi korban.  Insiden yang dilatarbelakangi terpicunya amukan masa dari  kubu supporter tim sepak bola al masry ini, di klaim sebagai kegagalan polisi setempat dalam mengamankan pertandingan malam itu. Hal ini dikuatkan dengan  pengakuan para saksi di TKP  yang tidak melihat adanya tindak peredaman  yang berarti dari pihak kepolisian yang bertugas ketika  pertumpahan darah ini terjadi. Hal yang sama di cetuskan oleh  Mohammed Aboutrika, gelandang  Al ahly yang mengaku  menyaksikan sendiri pengejaran supporter Al  Masry  hingga ke ruang ganti mereka. Semua kesaksian tersebut semakin menguatkan pandangan publik akan keteledoran aparat keamanan pada saat itu. Bahkan dini ini, tersiar kabar  bahwa ada unsur kesengajaan  hingga pihak kepolisian kurang sigap mengambil tindakan pada saat kejadian berlangsung.

Menurut  salah satu saksi mata, kronologi  kerusuhan ini di awali oleh  pengibaran  spanduk  para pendukung  Al ahly  yang bertujuan untuk memancing emosi  tuan rumah pada saat babak kedua berlangsung.  Disinyalir, pada saat  hal ini di lakukan, aparat keamanan tidak memberikan respon apapun. Ketika babak kedua usai, tanpa terelakkan lagi , para pendukung team Al masry memburu  para supporter dari kubu lawan bahkan sampai ke tribun team ahly, seperti yang telah dikabarkan.  Dengan miris korban berjatuhan  karena benturan proyektil, terinjak-injak serta luka pukulan. Mayoritasnya adalah pendukung  Al Ahly dan beberapa diantaranya adalah aparat keamanan.

Dari hasil penyelidikan sementara ini, salah satu penyebab banyaknya korban tewas  pada kejadian ini  adalah koridor koridor sempit  yang menyambungkan dengan pintu keluar. Ketika  kerusuhan berkecamuk, para  Ahlawy berhamburan kabur lewat jalan tersebut. Namun ternyata pintu keluar  stadion terkunci, sedangkan para  supporter al masry terus  memburu tanpa ampun. Dalam masalah standar keamanan  stadion, ahli stadion dari FIFA , Walter Gags , angkat bicara.  Gags ber-statmen bahwa tidak  ada yang salah dengan stadion port said. Ia mendeskripsikan bahwa port said stadium dalam kondisi bagus dan tidak berbahaya bagi penonton, “tapi memang perlu protokol keamanan lebih, untuk kejadian luarbiasa”, ujarnya.

Dari peristiwa ini, timbul kecurigaan beberapa pihak  yang menduga ada unsur perencanaan dalam insiden berdarah ini. Mayoritas masyarakat dan anggota parlemen mengkambinghitamkan kepemimpinan  di mesir. Sebagian lainnya lagi-lagi mengecam Hussein tantawi yang di nilai tidak becus dalam  menangani permasalahan yang ada.  Hingga kini masa penuntut atas kejadian ini terus  bertambah  dengan aksi mereka di berbagai tempat. Sebut saja, unjuk rasa di markas kepolisian Suez yang  melibatkan lebih dari 3000 demonstran, setelah tersiar kabar, bahwa salah satu korban berasal dari suez. Dalam aksi ini dikabarkan  2 orang dari demonstran meninggal karena timah panas polisi dan beberapa luka-luka.  Tidak hanya di suez,  maydan ramsies, tahrir squer, beserta  sekitar areal masjid abbasiah pun di penuhi  ratusan masa yang melakukan aksi serupa meski dengan mengusung pemikiran dan tuntutan yang bervariatif.

Dewasa ini, bumi para nabi memang  tengah menoreh beberapa permasalahan besar  yang di dengar dunia.  hal ini tidaklah luput dari kejadian  merdeka-nya keluh kesah rakyat mesir  setahun yang lalu. Tercatat pada tanggal 25 januari 2011,rakyat mesir bersatu padu  merayakan pesta suara, yang di akhiri dengan  lengsernya husni  mubarok dari kursi kepresidenan  februari 2011 lampau . ketidak-stabilan keamanan  mesir semakin menganga sejak timbulnya keburaman pemerintahan pasca revolusi mesir di mulai. Hingga kini tragedi port said merupakan insiden terbesar  semenjak jatuhnya  husni mubarak.  Pandangan buruk masyarakat kebanyakan semakin pekat mengarah kepada  tokoh pemerintahan yang di duga adalah antek-antek rezim mubarak yang masih tersisa. Terbukti  hingga detik ini kecaman dan kekerasan terus terjadi  di berbagai institusi pemerintahan. Pembakaran dan kerusuhan kantor perpajakan di jantung kota kairo(kamis,2/2) merupakan bukti konkret dari opini rakyat terhadap pemerintahan kini.  Semua  Insiden ini juga telah meningkatkan kecaman terhadap Dewan Tertinggi Angkatan Bersenjata menjelang pemilu presiden pada akhir Juni. Dalam menanggapi salah satu insiden paling berdarah sejak penggulingan mantan Presiden Hosni Mubarak ini, dewan mengatakan Mesir akan melewati periode yang paling penting dan berbahaya dalam sejarahnya itu.

Status keamanan mesir yang kini di nyatakan chaos (labil), kian menambah kerisauan para “penghuninya”.  Terutama diantara warga asing yang berdomisili di mesir, mengingat mesir merupakan tanah yang memiliki institusi pendidikan internasional yang banyak melibatkan pelajar dari berbagai negara didalamnya. Melemahnya sistem keamanan negara secara otomatis mengaktifkan detonator tindak  kriminal di berbagai wilayah. Penggondolan uang tunai  yang mencapai  800 ribu pound mesir di HSBC bank cabang tajammu 5 , akhir januari lalu, serta   pelecehan  yang kerap terjadi terhadap wanita asing akhir-akhir ini (khususnya terhadap mahasiswi asing), merupakan gambaran kecil  dari  kengerian  yang terjadi  akibat  kesenjangan   sistem keamanan  yang melanda negeri ini. 

Penganiayaan yang di alami Iin Novita Sari, mahasiswi  tingkat I Kulliyyatul banat Al Azhar, Fakultas Syariah Islamiyah, merupakan salah satu  deskripsi nyata akan  public security system yang begitu ‘rikih’. Pada hari selasa (14/2) sekitar pukul 4.30 CLT dini hari, nopit (panggilan sapaan korban)  secara tiba-tiba di serang oleh sekomplotan pemuda yang disinyalir memiliki kulit hitam pekat.  Hasil penyelidikan sementara pihak kepolisian setempat, para tersangka bersikap anarkis  karena efek minuman keras  dan obat-obatan terlarang yang di temukan di saku salah satu tersangka yang telah  dibekuk. Mahasiswi asal bogor ini sendiri mengalami luka bacok d bagian kepala yang mengharuskannya dilarikan ke rumah sakit terdekat .
Dari semua social cracking yang terjadi, mulai dari demonstrasi anarkis,  kekerasan antar kelompok, serta tindak kriminal yang acap kali timbul, seakan membuat sekat-sekat labirin  yang  tidak di ketahui detail asal-muasalnya oleh mayoritas  warga asing.  Apa yang tengah terjadi  dan apa yang akan terjadi   dengan “rumah” mereka kini merupakan tanda tanya yang terus dilemparkan , khususnya oleh MASISIR kebanyakan. Hingga kini setiap mata warga asing hanyalah dapat mengamati, sedikit menyimpulkan, dan waspada .(ali/red)

Resensi; DAKWAH (Jalan Terbaik dalam Berpikir dan Menyikapi Hidup)


Judul Buku             : DAKWAH; Jalan Terbaik dalam Berpikir dan Menyikapi Hidup)
Penulis                  : Fethullah Gulen
Diterbitkan Oleh     : Republika Penerbit
Percetakan             : PT Gramedia, Jakarta

Kalau qalbu kita tidak pernah merasa rindu, ruh tidak pernah merasa gelisah, dan pikiran tidak pernah merasa risau, maka cegahlah diri kita dalam bertutur kata. Sebab, tidak akan ada seorangpun yang mampu mencerna tutur kata yang kita ucapkan.

Apabila darah kita tidak bergejolak layaknya seorang pahlawan, yang keberadaannya sebagai pendorong kita menentang dari segala bentuk kekuasaan zhalim yang lebih besar dari kekuasaan kebaikan kita, juga melawan kekuatan yang jauh lebih besar dari kekuatan yang kita miliki, maka mana mungkin kita siap menghadapi berbagai tantangan dan melakukan berbagai keajaiban?

Kalau kita tidak memiliki rasa tanggung-jawab dalam menyelamatkan iman manusia  akan menimbulkan bahaya yang sangat besar di alam semesta ini, maka mana mungkin kita bisa berharap kepada orang lain akan mendengerkan petunjuk-petunjuk yang Kita jabarkan?

Kalau kita tidak merasakan nafas para malaikat yang bercampur, juga tidak merasakan kepakan sayap-sayapnya membelai wajah kita untuk menyaksikan setiap tutur kata dan nasihat yang kita sampaikan, maka janganlah kita berharap dapat menghirup udara kejujuran yang akan ampuh membuka pintu hati dan pikiran orang yang mendengarkan tutur kata kita.

Kalau kita tidak mampu merapikan tempat tinggal kita sendiri, maka mana mungkin Kita mampu merapikan tempat tinggal orang lain yang beraneka ragam model maupun bentuknya?

Pada saat jiwa kita tidak bersih atau belum berhiaskan keindahan, maka mana mungkin kita mampu mempercantik atau memperindah jiwa orang lain?

Itulah sejumlah pernyataan yang dapat kita simpulkan dari buku yang sangat berharga ini. Sebuah buku yang telah ditulis oleh seorang da’i berkebangsaan Turki. Nama beliau al-Ustadz Fethullah Gulen. Buku ini telah diterjemahkan dalam berbagai bahasa dibelahan dunia.

Dalam buku ini kita akan menemukan;

·         Alasan kuat dalam penegakkan dakwah. Hal ini penting untuk memunculkan motivasi bagi tegaknya dakwah yang menjamin kejayaan suatu masyarakat/bangsa. 

·         Tuntunan praktis agar dakwah berhasil gemilang. Hal ini penting agar dakwah tidak seperti kata pepatah arab, “wujuduhu ka’adamihi”. 

·         Teladan sukses berdakwah. Hal ini penting agar motivasi Anda semakin kuat dan cara dakwah anda semakin efektif.

Semoga dengan membaca buku karangan beliau, kita mendapatkan manfaat serta ilmu yang terkandung didalamnya sehingga jiwa yang lemah dan terkapar kembali segar setelah termotivasi dari buku tersebut…
selamat membaca..!!!

Funun; Dua Kebahagiaan

Senyum merekah terlukis di bibir manisnya, “ Ya Nour, gimana?”, katanya sambil memegang gaun pengantinnya, “Inti ‘amourah ya Fatma”, kataku sambil ikut tersenyum bahagia. Seperti ada udara segar memasuki rongga paru-paruku, senang sekali akhirnya temanku bisa menaiki panggung pelaminan, tetapi yang membuatku lebih bahagia adalah melihat senyum bahagia dari Mama, karena seseorang yang istimewa disampingnya.
                                                           
***
“Nooouurrr! Baba besok pulang!”, seru Fatma sambil mengatur nafasnya yang tersengal-sengal, semua orang di ruangan kelas ini tertuju pada kami akibat suara Fatma yang melebihi klakson truk gandeng, “Ya lahwiii, mabrouuk ya Fatma!”, ujarku sambil memeluknya. “Pokoknya inti harus ikut jemput Baba, harus!”, “Masyi ya Fatma”. Fatma tidak henti-hentinya menyebutkan jenis-jenis ancaman bila aku tidak ikut menjemput Baba. Terkadang aku suka pusing berlama-lama dengannya, karena dia mampu berbicara 12 jam penuh, mungkin sambil tidur saja dia masih berbicara. Bahkan kerap kali aku sengaja tidak mengangkat telepon darinya ketika mood-ku sedang tidak baik, akibatnya keesokan harinya di kuliah aku mendapatkan bonus ceramah satu jam darinya.

Sudah dua tahun rasanya aku berteman dengan Fatma, sampai-sampai aku hafal dengan semua keluarganya dan tetangga-tetangganya, karena kerap kali aku diajak berkunjung ke rumahnya. Gadis Mesir ini berbeda dengan gadis-gadis Mesir lainnya, maka dari itu diantara semua perempuan di kelas tiga Hadist, Universitas Al-azhar ini, cuma Fatma yang awet berteman denganku. Lalu apa yang berbeda darinya? Dia adalah orang yang paling sabar diantara orang-orang Mesir, tetapi hanya diantara orang-orang Mesir, karena kalau diantara orang-orang Indonesia masih ada yang lebih sabar darinya. Hanya satu sifatnya yang bikin aku tak tahan, cerewet!.

Besok Baba Fatma terbebas dari penjara, setelah enam tahun dipenjara akibat tuduhan penganiayaan seseorang. Baba bekerja di Negara Qatar, jadi kejadiannya Baba bertengkar dengan teman sepekerjaannya yang warga asli Qatar, karena emosi orang Mesir yang susah dikendalikan, akhirnya Baba memukul orang itu sampai babak belur. Walhasil warga Qatar tida terima, akhirnya Baba dipulangkan ke Mesir lalu dipenjara di Penjara Alexandria.

Mama Fatma pernah bercerita sewaktu aku berkunjung ke rumahnya, selama Baba dipenjara Mama tidak pernah menjenguknya. Alasannya? Karena Mama tak sanggup melihat Baba dipenjara, dan Mama takut pingsan atau menangis meraung-raung karena terlalu cintanya Mama terhadap Baba. Aku terkadang menangis setiap mendengar cerita-cerita dari Mama tentang Baba, Mama sangat sangat cinta terhadap Baba. Dia selalu menunjukkan poto Baba dari pertama mereka menikah sampai sebelum Baba dipenjara. Mama selalu berkata bahwasannya Baba adalah orang yang terganteng sedunia.

Cita-cita Fatma adalah menikah dengan kehadiran Baba, aku senang sekali Baba bisa hadir dipernikahan putrinya tersayang. Fatma juga senang, akhirnya dia bisa melihat Mama dan Baba bersatu, dan bisa berkumpul dengan kedua orangtuanya sebelum ia menikah.

                                                            ***

Semua berlinang air mata, ternyata Baba masih segagah seperti di foto enam tahun yang lalu yang terpampang di kamar Mama. “Ya Baba, ini Nour teman baikku”, ujar Fatma memperkenalkanku, “Ahlan wa sahlan ya Baba”, ucapku, “Ahlan bik ya Nour, dan juga terimakasih sudah berteman baik dengan anakku”, jawab Baba.

Hajar, Muhammad, adik-adik Fatma berebut untuk merangkul Baba, aku jadi teringat Ayahku di Indonesia. Ketika Baba dipenjara, Fatma masih berumur 13 tahun, semenjak itu Mama jarang di rumah sibuk bekerja demi memenuhi kebutuhan yang selama ini dipenuhi oleh Baba. Mama bekerja sebagai koki di sebuah restaurant kecil, dan keluarga Fatma bukan dari keluarga yang mampu, maka dari itu Mama sering sakit-sakitan karena kerja terlalu banyak.

Sesampai di rumah Fatma, kita semua berpesta makan-makan menyambut kepulangan Baba. Beraneka makanan tersaji di atas karpet, aku sudah tidak sabar karena masakan Mama sangat lezat, rumah-rumah makan yang ada di Kairo semua kalah lezatnya dengan masakan Mama. “Baba, masakan Mama paling enak se-Kairo”, ujarku sambil memamerkan jempol milikku, Baba tersenyum, “Ya ini alasanya Baba menikahi Mama”.

                                                            ***

“Sudah siap?”, tanya Hajar, lalu Fatma sang pengantin wanita digiring ke Masjid dekat rumahnya untuk melaksanakan ijab-qabul. Baba terlihat gagah dengan kemeja yang dikenakannya, Mama pun masih terlihat cantik walaupun ada kerutan di wajahnya. Sekarang Mama sudah tidak sakit-sakitan akibat terlalu banyak bekerja, karena sekarang Baba membangun usaha rumah makan dekat dengan rumah mereka, sehingga Fatma bisa melanjutkan S2 walaupun sambil bekerja untuk menambahi uang saku adik-adiknya.

Akhirnya dua kebahagiaan milik Fatma tercapai, yaitu kepulangan Baba dan yang kedua pernikahan. Saatnya memikirkan, kapan giliranku?. By: Nurul Azizah