Banyak
orang yang mendambakan posisi sebagai pemenang. Baik bersifat duniawi
maupun ukhrowi. Dalam pencapaian akademis maupun ridha dan maghfiroh Allah.
Allah memerintahkan kita sebagai ummat -Nya untuk beradu cepat. Semisal yang
disebutkan dibeberapa ayat Al Qur'an yang menggunakan kata al musaaro'ah. "wa saari'uu ilaa maghfirotin min Rabbikum.." Allah
memakai khithab saari'uu bukan hanya asri'uu. perintah untuk saling beradu
cepat yang bukan hanya sekedar cepat.
Ketika adanya poin berisi adu cepat, biasanya
kita akan menjadi lebih semangat. Seperti layaknya sebuah perlombaan. Ya, bisa
kita sejajarkan pula kata saari'uu dengan
saabiquu. Ketika adanya saabiquu, kita akan berusaha menjadi
lebih dahulu, lebih awal, menjadi pemenang. Senada pula dengan kata baadiru. Sering kali kita dengar
kalimat. "baadiruu bil
a'mal..". Jika di Mesir kita mendengar kata baadiruu, bisa kita artikan berlomba-lombalah dalam mengerjakan
kebaikan.
Berusaha maksimal dalam segala amal,
mengoptimalisasikan usaha, bukan yang sekedarnya. Karena target yang akan kita
capai adalah pemenang, sang juara satu, bukan sekedar juara dua atau tiga. Kita
sebagai shoohibul musaaro'ah akan berusaha lebih. Di dalam Al Qur'an surah Al
Jumu'ah disebutkan, "fas'au ilaa
dzikrillah..", berlari, sebagaimana kita ketahui, berlari beda dengan
berjalan. Ada nya usaha yang lebih di dalamnya. Ketika di sebutkan sebelum
kalimat fas'au di ayat tersebut,
terdapat kata "idza..". Di
sini Allah mengajarkan kita untuk memprediksi didalam firman-NYA:
"yaa
ayyuhalladziina aamanuu idza nuudiya lish-sholaati min yaumil jumu'ati fas'au ilaa dzikrillahi wa dzarul bayii'.. (Q.S
Al Jumu'ah: 9)
wahai orang-orang yang beriman! Apabila telah
diserukan untuk melaksanakan sholat pada hari Jum'at, maka segeralah kamu
mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli.. (Q.S Al Jumu'ah: 9).
Dalam ayat tersebut, Allah mengingatkan agar kita
bermain prediksi. ketika mendengar adzan, bukan lagi berleha-leha. Maka tinggalkan
segera pekerjaan yang sedang kita lakukan. Bahkan ada yang mengatakan bahwa
prediksi atas dikumandangkannya azan menjadi acuan dalam persiapan melakukan sholat.
Dan ketika azan berkumandang, bukan lagi saatnya melakukan persiapan, akan
tetapi sudah memasuki masjid dan siap melaksanakan sholat jum'at. Di dalam
surah Adz Dzariyat Allah menyinggung
pula:
"fafirruu
ilallah Inni lakum minhu nadziirun mubiin...
maka segeralah kembali kepada (menanti) Allah.
Sungguh, Aku seorang pemberi peringatan yang jelas untukmu (Q.S Adz Dzariyat:
50).
Seorang mufassir mengatakan bahwa ayat tersebut
adalah mihwar (poros) dari surat Adz
Dzariyat. Allah mengingatkan kembali kepada kita agar bersegera dalam
beramal. Mempercepat langkah, beradu dengan sesama kita untuk menggapai segala
kebaikan dan ridha Nya.
Jika ada pertanyaan, mengapa sampai harus
berlari? apalagi ketika melihat sekitar kita terkadang dan bahkan sering kali
berleha. Mengajak kita bersantai tanpa adanya usaha yang lebih dalam pencapaian.
Saudaraku, semisal kita bangun tidur di pagi hari. Berleha beranjak dari kasur
yang empuk. Kita sudah tertinggal oleh saudara kita yang lain dalam
melaksanakan solat tahajjud. Dan kita
masih berleha pula saat mendengarkan adzan, apalagi dalam mengerjakan sholat Qobliyah. padahal kita tau dalam hadits
nabi disebutkan”bahwa dua rakaat sebelum subuh itu lebih baik dari dunia dan
seluruh isinya”.
Disaat waktu berjalan cepat, ketika hari
menghiraukan kita bahkan tak menyapa kita sekalipun, hanya renungan, ratapan
serta angan-angan dalam impian tinggi terdiam dalam lamunan panjang tanpa adanya
usaha bahkan do’a, ingatlah bahwasanya penyesal itu terdapat diakhir hayat
bukan diawal. Maka camkanlah dalam diri untuk merubah dari itu semua dalam
menggapai kesuksesan dan kemenangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar